Foto: Citizendaily |
intriknews.com - Jakarta - Jumlah orang miskin di Indonesia pada September 2015 mencapai 28,51 juta jiwa. Atau naik 780 ribu jiwa di bandingkan September 2014 yang berjumlah 27,73 juta jiwa.
"Dari September 2014, bila kita bandingkan dengan September 2015 masih naik. Kenaikan ada 0,78 juta orang," ujar Kepala BPS Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Menurut Suryamin, kenaikan jumlah penduduk miskin tersignifikan tercatat pada periode September 2014 ke Maret 2015. Pemicunya diduga akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada November 2014, serta imbas dari perlambatan ekonomi yang menekan indikator kesejahteraan di sektor riil.
Merujuk data BPS, inflasi periode September 2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, sebesar 4,03 persen, dengan laju inflasi pedesaan periode September 2014-Maret 2015 sebesar 4,4 persen.
Begitu juga dengan harga beras pada periode tersebut, mengalami kenaikan 14,48% menjadi Rp 13.089 per kilogram pada Maret 2015. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2015 juga melemah 1,34% di banding September 2014.
Meski begitu, lanjut Suryamin, ketika program sosial pemerintah berjalan, dan juga antisipasi kenaikan inflasi dilakukan sejak Maret, jumlah penduduk yang keluar dari kategori miskin mulai terlihat. Sehingga, dari periode Maret-September 2015, terdapat penurunan jumlah penduduk miskin hanya 80 ribu orang. "Memang kalau dilihat dari September tahun lalu naik, tapi jika dilihat per Maret 2015 justeru menurun," ujar Suryamin.
Dalam menghitung rakyat Indonesia yang dhuafa alias miskin, BPS menggunakan garis kemiskinann sebesar Rp 344.809 per kapita per bulan per September 2015 untuk menghitung penduduk miskin. Di mana, terjadi peningkatan atas garis kemiskinan sebesar 4,24% dari Rp 330.776 per kapita per bulan per Maret 2015.
"Setelah harga BBM naik tentu ada upaya bantuan sosial untuk kesehatan dan pendidikan serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September menurun," ujar Suryamin.
Di samping itu, Suryamin mencatat, harga beras eceran turun 0,92% dari Rp 13.089 per kilogram (kg) pada Maret 2015 menjadi Rp 12.968 per kg pada September 2015. Selain beras, harga minyak goreng juga tercatat turun 2,8%.
"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan," kata Suryamin.
Dari sisi geografis, jumlah penduduk miskin papa terbanyak di Pulau Jawa sebesar 15,31 juta jiwa. Sisanya tersebar di Sumatera sebanyak 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, Pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.
Sumber: Inilah
0 Response to "Setahun Jokowi-JK, BPS: Jumlah Dhuafa Naik 780 Ribu Jiwa"
Posting Komentar