Foto: Kafeastronomi |
intriknews.com - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djalaluddin menganggap terjadi kesalahpahaman tentang anggapan adanya radiasi yang berbahaya yang dipancarkan saat Gerhana Matahari Total.
Padahal, lanjutnya, sinar matahari ketika gerhana dan di luar gerhana memiliki kondisi yang sama.
"Ini perlu dipahami bersama bahwa ketika Gerhana Matahari Total tahun 1983, para ilmuwan menyebut seperti pembodohan masal. Seolah-olah Gerhana Matahari Total itu memancarkan radiasi tertentu yang membahayakan. Sesungguhnya tidak," kata Thomas dalam Jumpa Pers Gerhana Matahari Total 2016 di Jakarta, Senin (26/1/2016).
Ia mengatakan yang sebenarnya membahayakan adalah pada saat melihat matahari dengan mata secara langsung. Jika melihat matahari secara langsung dalam waktu yang lama itu yang akan membuat mata rusak.
"Yang harus diwaspadai ketika peralihan dari total ke gerhana sebagian. Pada saat total, pupil mata cenderung membesar karena gelap," lanjut Thomas.
Ia menambahkan jika terlalu asyik melihat Gerhana Matahari Total dan matahari mulai terlihat saat peralihan dari gerhana total ke gerhana sebagian, hal itu yang akan menyebabkan kerusakan mata.
Pasalnya, pupil mata yang dalam keadaan membesar saat gerhana total bisa rusak ketika cahaya matahari mulai memasuki mata saat peralihan.
"Kalau tidak terlalu lama melihat gerhana matahari atau sekilas itu aman-aman saja," jelasnya.
Gerhana Matahari Total pada 9 Maret mendatang akan melintasi 12 provinsi di Indonesia seperti Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Pemerintah daerah akan menggelar berbagai acara untuk memeriahkan fenomena alam Gerhana Matahari Total Maret mendatang. Acara budaya, olahraga, hingga ilmiah akan turut menyemarakkan fenomena langka ini.
Sumber: Tribunnews
0 Response to "Memandang Gerhana Matahari Total Picu Kebutaan?"
Posting Komentar