Ricky: Jokowi Jangan "Kumpul Kebo" Lagi!

intriknews.com Jakarta - Watak asli mayoritas politisi Indonesia semakin jelas terlihat dan disuguhkan dengan apik oleh media beberapa bulan terakhir ini. Hal tersebut diutarakan oleh Jaringan 98 saat mengomentari kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo.

"Masih bagus kalau koppig kepala batu, tapi ini menjijikkan karena bermental inlander muka tembok, menjilat asing menindas bangsanya," ujar Juru bicara Jaringan '98, Ricky Tamba saat mengkritisi kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo, seperti dilansir Rimanews pada Sabtu (12/12/2015).

Dalam analisanya, kekuatan ekonomi-politik kini terbagi ke dalam 3 kelompok, yakni pro nekolim neoliberalisme, nasionalis kerakyatan dan oportunis.

Faksi nasionalis kerakyatan mulai bangkit seiring terbongkarnya berbagai konspirasi busuk seperti liberalisasi ekonomi-politik melalui amandemen UUD 1945 dan penerapan Undang-undang pro asing, penindasan kaum buruh melalui PP 78/ 2015, penjualan aset-aset strategis bangsa seperti JICT, hingga skandal ESDM Kontrak Karya Freeport di Papua.

"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di ambang kehancuran hasil desain nekolim neoliberalisme penjajah bangsa via antek-anteknya pengkhianat Pancasila dan UUD 1945. Permufakatan jahat tersebut hanya bisa dilawan dengan persatuan kaum nasionalis kerakyatan yang teguh kokoh menjaga NKRI," ujar Ricky.

Ia juga menyarankan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus lakukan langkah-langkah strategis progresif, dimulai dengan tangkap dan adili mafia penghancur bangsa serta sapu bersih kekuatan nekolim neoliberalisme di Kabinet Kerja.

"Jokowi harus berani dan efektif gunakan segala kewenangan presidensial. Semua problem harus dituntaskan, jangan gaduh terus kompromi, kasus hilang menguap dan kembali 'kumpul kebo'. Mayoritas rakyat dan TNI/ Polri siap dikomando Presiden Jokowi bila konsisten majukan bangsa sejahterakan rakyat. Demi NKRI, Jokowi jangan 'kumpul kebo' lagi!" tegasnya.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: