Satu hal yang saya kagumi dari pak Walkot kota saya adalah tentang sense of humor yang bisa dibilang kelas wahid. Misalnya ketika menanggapi serangan twitter dari Farhat Abbas beliau selalu bisa menjawab secara guyonan yang mengundang tawa. Namun kali ini tensi pak walikota kelihatannya naik menanggapi celetukan netizen soal kegiatannya mengunjungi gereja-gereja di malam Natal.
Sudah lumrah setiap warga punya pemikiran masing-masing dan keberadaan media sosial membuat kita harus menerima dan mendengar pendapat, bagaimanapun ngawurnya tulisan yang dilontarkan. Jangankan soal mengunjungi gereja, bahkan untuk sesama muslim yang sama-sama mengerjakan shalatpun ada juga yang menuding kafir. Benar apa yang dikatakan kang Emil bahwa pada akhirnya semuanya tergantung niat - innama'l a'malu binniyat. Tindakan berkeliling gereja untuk mengecheck kesiapan dan keamanan selama menjalankan acara Natal memang sudah semestinya dilakukan pejabat yang mengayomi seluruh unsur masyarakat dan bukan dengan niat mau mengikuti misa natalnya.
Reaksi dari warga tidak usah ditanggapi dengan ngamuk-ngamuk kang.., mana sense of humornya..? Kami warga Bandung tentu tidak ingin memiliki pemimpin yang suka marah, cukup menonton kemalangan tetangga kami di Jakarta yang ketiban sial punya pemimpin berangasan.
(Arda Chandra)
0 Response to "Ketika Ridwan Kamil Ngamuk Soal Natal"
Posting Komentar