intriknews.com - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Selasa (1/12) akan menyisir perairan di kawasan wisata Ancol dan 17 pulau yang akan dilakukan reklamasi.
Pengecekan sepanjang pesisir pantai itu dilakukan untuk penyelidikan lebih mendalam setelah pada Senin (30/11) lalu petugas kepolisian Ditpolair Polda Metro Jaya dan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta mengambil sampel terhadap ikan yang memenuhi sepanjang Pantai Ancol.
Kasubdit Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Sumdaling) Ditkrimsus Polda Metro Jaya, AKP Dedi Anung, mengatakan pihaknya bersama Labfor dari Mabes Polri berencana akan menyisir sepanjang perairan di Jakarta Utara untuk memeriksa kandungan air yang ada di perairan kota itu.
"Kejadian ini sudah cukup menggemparkan masyarakat, makanya kita turun untuk melakukan investigasi lebih mendalam perihal penyebab kematian ribuan ikan di Pantai Ancol ini," ujar Anung, Selasa (1/12) pagi di Dermaga Putri Duyung Resort, Ancol Taman Impian, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah meminta anggota untuk memeriksa perairan di Muara Gembong (Bekasi), dan Mauk (Tangerang) apakah terjadi hal yang sama seperti di Pantai Ancol.
"Hasilnya belum ada tanda-tanda ikan mati di dua lokasi itu, tapi memang jumlah ikan menurun drastis," tambahnya.
Lebih lanjut, Anung mengaku akan melakukan koordinasi antara Puslabfor Mabes Polri dan Puslab BPLHD Pemprov DKI Jakarta untuk menemukan penyebab matinya ribuan ikan di Ancol itu.
Sementara itu, Herman (50) salah satu fotografer siap cetak yang menyasar turis di Ancol, mengatakan puncak munculnya banyak ikan yang mati di Pantai Ancol sejak Sabtu (28/11) dan Minggu (29/11) lalu.
"Memang cuacanya agak ekstrim saat itu, pas hari Sabtunya panas terik, tapi saat Minggu pagi sekitar jam 9 pagi hujan deras, tapi enggak tahu juga apakah karena cuaca ekstrim itu," kata Herman.
Sedangkan, Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta, Lilik Litasari, mengungkapkan lumpur yang mengandung hidrogen sulfida dan amoniak tinggi naik ke permukaan karena terdorong volume air yang bertambah karena curah hujan yang mulai tinggi.
"Akibatnya oksigen di dalam air semakin berkurang, dan ikan lambat laun mati, namun kita perlu memeriksa muara sungai yang menghitam dan sumber limbah dari sungai itu," ujar Lilik.
Pihaknya sudah mengambil beberapa jenis ikan yang mati di pantai Ancol, salah satunya yakni ikan kerapu dan ikan sembilang.
"Hasil penelitian di labnya akan keluar tujuh hari setelah sampel di periksa di lab, namun memang saat kita periksa air tampak berwarna keruh dan bercampur lumpur, sehingga pengelola kawasan Ancol sudah melarang pengunjung untuk berenang," tambahnya.
Menanggapi ikan mati di kawasan Pantai Ancol, Manager Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol, Rika Lestari, mengatakan kejadian ikan mati sudah sejak hari Jumat (27/11) lalu di mana air laut berwarna lebih pekat.
"Hal seperti ini pernah terjadi pada 2013 lalu, dan waktu kejadiannya juga saat peralihan musim kemarau ke musim penghujan," ujar Rika.
Rika mengaku sudah memberikan imbauan larangan bagi pengunjung untuk berenang di Pantai Ancol, karena selain bau busuk dan amis menyengat, air di pantai itu juga menimbulkan gatal-gatal pada kulit bila terpapar dalam jangka waktu lama.
Sebelumnya, ribuan kilogram ikan menyeruak di sepanjang Pantai Ancol Jakarta Utara, ikan tersebut dalam kondisi menggelempar dan akhirnya mati karena air di pantai kawasan wisata itu mengalami perubahan warna menjadi lebih pekat.
Sumber: Suarapembaruan
0 Response to "Kenapa Ribuan Ikan di Pantai Ancol Bisa Mati?"
Posting Komentar