Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mendapat tunggangan baru. Yaitu, satu unit helikopter mewah kelas VVIP Agusta Westland AW-101.
Dikutip dari harian Kompas edisi, Rabu (18/11/2015), Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Marsekal Madya Hadi Tjahjanto mengatakan, helikopter Super Puma yang dipakai selama ini sudah lama sehingga perlu pembaruan untuk keamanan serta keselamatan Presiden dan Wapres saat ke pelosok daerah.
Namun, Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso menyampaikan kekecewaannya dengan rencana pembelian helikopter kepresidenan Agusta Westland AW-101. Budi menyayangkan karena helikopter Presiden merupakan produk luar negeri dari dua perusahaan; Westland Helicopters di Inggris dan Agusta dari Italia. “Sebenarnya Presiden itu adalah bintang iklan yang sangat bagus untuk promosi kemajuan industri dirgantara dalam negeri,” katanya, dikutip Jawa Pos, (20/11).
Budi juga menyayangkan opini yang muncul dari TNI AU dengan membandingkan heli Super Puma yang merupakan heli kepresidenan sekarang dengan helikopter Agusta Westland AW-101 yang masih baru.
Budi mengatakan TNI AU harus fair jika mau membuat perbandingan. Menurutnya jika ingin membandingkan, harus dengan helikopter generasi terbaru keluarga Super Puma.
“Jangan membandingkan antara heli Super Puma yang dibuat sejak zaman Pak Harto (Soeharto, red) tahun 90-an dulu, dengan AW-101 yang gres. Tentu kalah,” katanya.
Dia menuturkan generasi Super Puma yang paling baru adalah Airbus Helicopters EC725 Cougar. Budi menjelaskan bodi mulai dari moncong hingga ekor helikopter Cougar ini dibuat oleh PT DI. Sedangkan untuk mesin dan sejumlah komponen lainnya, digarap di Airbus, Perancis.
“Kita sebenarnya bisa membuat 100 persen di Indonesia,” katanya.
Namun ia mengakui karena pertimbangan bisnis, finalisasi pembuatan heli Cougar itu dilanjutkan di markas Airbus. Hal itu lantaran order heli Cougar kurang dari 10 unit, sehingga cukup mahal jika seluruh proses digarap di markas PT DI di Bandung.
Secara teknis perbedaan paling mendasar antara heli AW-101 dengan Cougar terbaru ada di jumlah mesin. Dia mengatakan heli AW-101 dilengkapi tiga buah mesin. Sedangkan heli Cougar dibekali dua buah mesin.
Budi menjelaskan keunggulan cougar dibanding AW-101. Menurutnya heli dengan dua mesin, lebih hemat bahan bakar. Untuk urusan kecepatan dan daya jelajah, Budi mengatakan tidak ada perbedaan yang krusial.
Sementara soal interior heli AW-101 yang beredar di dunia maya dan terkesan mewah, Budi mengatakan urusan sepele. Dia mengatakan heli Cougar juga bisa dibuatkan interior yang lebih mewah dengan bantuan ahli desainer atau pakar mebel dalam negeri.
“Pesawat kepresidenan yang dibeli di masa Pak SBY (Boeing 737-800 Business Jet, red), itu interiornya juga tidak dibuat oleh Boeing. Tetapi dibuat oleh rekanan Boeing yang spesialis urusan interior pesawat,” urainya.
Budi menuturkan beberapa kepala negara sudah banyak yang menggunakan heli Cougar yang dibuat antara PT DI dengan Airbus. Menurutnya saat ini ada lebih dari 32 kepala negara yang menggunakan keluarga/seri heli EC725. Diantaranya Presiden Singapura, Perdana Menteri Tiongkok, Presiden Perancis, Raja Spanyol, Kaisar Jepang, dan Presiden Korea Selatan.
Sementara itu hanya ada empat kepala negara yang menggunakan keluarga heli AW-101. Keempat kepala negara itu dari Turkmenistan, Arab Saudi, Algeria, dan Nigeria. Dan bakal ditambah satu lagi, jika jadi, Presiden Indonesia Jokowi. Budi berharap pemerintah konsisten ingin mengembangkan industri strategis nasional.
0 Response to "PTDI Kecewa, Indonesia Mampu Bikin Helikopter Sendiri Malah Beli Produk Luar"
Posting Komentar