Margaret Ibrahimdan suaminya |
intriknews.com Inggris - Pasangan suami istri yang beragama islam yang rumah keluarganya dirusak dalam serangan bom bensin di Inggris mengatakan ia percaya mereka menjadi sasaran karena efek serangan Paris.
Margaret Ibrahim mengatakan kepada The Irish News bahwa dia dan suaminya yang bernama Amin sekarang tidak yakin apakah mereka akan kembali kembali ke rumah mereka setelah tinggal selama 20 tahun di Ballymena, County Antrim, Inggris.
Dua anak remaja mereka, Muhammad (17) dan Sarah (19), melarikan diri setelah cedera ketika bom bensin dilemparkan melalui jendela depan rumah mereka di Rhapsody Park, Ballykeel di sekitar pukul 01:00 dinihari.
Bom molotov tersebut akhirnya sempat dipadamkan oleh keluarga mereka.
Polisi mengkonfirmasi peristiwa tersebut sebagai serangan kebencian terhadap agama.
Serangan itu terjadi setelah UPRG di bagian utara Antrim, sebuah organisasi sayap politik dari UDA, menggambarkan Muslim sebagai "anjing gila" di media sosial dan mengatakan "Kami tidak membiarkan anjing yang cepat berjalan-jalan kota-kota kita".
Komentar tersebut sudah dilaporkan ke polisi.
Nyonya Ibrahim dan suaminya, yang ibunya adalah dari Ballymena dan ayah dari Sudan, pernah mengalami serangan sebelumnya, tapi tidak separah kemarin pagi.
"Kami berada di tempat tidur, itu sekitar pukul 01.00 dan suami saya mendengar ledakan dan ketika ia ke bawah untuk melihat ternyata ada kebakaran di ruang tamu," katanya.
"Tetangga sebelah saya mengetuk pintu untuk memberitahu kami untuk keluar, bahwa ada api di rumah. Anak saya berteriak kepada kami untuk segera keluar", ujarnya.
"Kami telah tinggal di sini selama lebih dari 20 tahun. Kami memiliki tetangga yang baik dan senang hidup di sini, tapi setelah apa yang telah terjadi kemarin, saya tidak tahu."
Ketika ditanya mengapa ia percaya bahwa mereka ditargetkan, Nyonya Ibrahim berkata: "Apa yang telah terjadi di Paris, peristiwa ini terjadi karena kejadian itu".
0 Response to "Serangan Keluarga Muslim di Inggris Disebabkan Oleh Tragedi Paris"
Posting Komentar