How Israel pressures BBC into changing headlines
by Amena Saleem*
Pada dini hari tanggal 12 November, sekitar 2 lusin penembak jitu Israel, salah satunya menyamar sebagai seorang wanita Palestina yang sedang hamil, yang lain memakai janggut palsu, menginvasi sebuah rumah sakit di Hebron Palestina dan menembak mati seorang pria berusia 28 tahun.
Dalam sebuah pemberitaan yang jarang tentang kekejaman Israel, BBC mengeluarkan sebuah artikel di laman beritanya dengan judul : “Israelis shoot dead Palestinian in Hebron hospital raid.” (Pihak Israel menembak mati seorang Palestina dalam serangan terhadap rumah sakit Hebron).
Itu adalah judul berita tegas yang merangkum isi ceritanya. Tetapi kemudian, judul berita tersebut berubah, tulisannya: “Israelis in disguise raid Hebron hospital, seizing suspect” Yang berarti ‘Orang-orang Israel dalam penyamaran menyerbu rumah sakit Hebron untuk menangkap tersangka.”
Sebagai sebuah praktek standard untuk BBC, perubahan tersebut tidak ditulis dibawah halaman, jadi mereka yang baru membaca tidak akan mengetahui perubahan judul tersebut.
Tetapi sebuah pengamat media bernama Media Lens melihatnya, yang lalu memposting dua judul berita tersebut di halaman facebooknya, menanyakan : “Apa yang terjadi ? Menjadi pro-Israel? Terikat dengan tekanan Israel?”
Pertanyaan-pertanyaan ini bahkan lebih jelas setelah adanya percakapan yang terdokumentasi yang terjadi antara BBC, kantor pers pemerintah Israel (GPO) dan kedutaan besar Israel di London diawal bulan Oktober tentang judul berita lain dari BBC.
Perubahan Judul Berita
The Times of Israel melaporkan bahwa kemarahan Israel disebabkan oleh sebuah pemberitaan di BBC online yang berjudul "Palestinian shot dead after Jerusalem attack kills two" ("Orang Palestina ditembak mati setelah serangan di Jerusalem membunuh 2 orang")
Judul berita tersebut sesuai fakta, tetapi menyebabkan kerusakan kepada mesin-mesin public relations (propaganda) Israel karena pembunuhan seorang Palestina berumur 19 tahun bernama Muhannad Halabi didahulukan di judul berita tersebut daripada pembunuhan terhadap 2 orang Israel.
The Times of Israel menulis: "Kantor pers/media pemerintah (Israel) pada hari minggu telah memberi peringatan kepada BBC bahwa mereka bisa mendapat sanksi karena menulis sebuah judul berita yang lebih menyoroti kematian seorang teroris Palestina akibat tembakan polisi setelah dengan fatal menusuk dua orang Israel, alih-alih menyoroti serangan itu sendiri.”
Website tersebut menambahkan bahwa “sebuah surat bernada keras telah dikirimkan kepada Richard Palmer, kepala kantor BBC di Israel, oleh kepala GPO,” dan bahwa “ kedutaan besar Israel di London telah memita jaringan berita tersebut untuk mengubah judul beritanya.”
Apapun kata-kata keras yang ditulis oleh GPO, mereka sepertinya cukup menakuti BBC untuk mengubah judul berita, yang telah diubah 3 kali –yang didokumentasikan oleh kelompok pelobi pro-zionis BBC Watch- sebelum judul tersebut memuaskan kedutaan besar Israel dan GPO Israel.
Judul yang disetujui Israel bertuliskan: "Jerusalem: Palestinian kills two Israelis in Old City" (“Jerusalem: Palestina membunuh 2 orang Israel di kota tua”).
(Judul ini sepertinya telah diubah lagi, tanpa diketahui oleh kedubes Israel maupum GPO, menjadi "Israelis killed in Jerusalem, Palestinians banned from Old City" "Orang-orang Israel terbunuh di Jerusalem, orang-orang Palestina dilarang memasuki kota tua")
Dalam laporan 4 Oktober, the Times of Israel mengutip: “Menurut seorang pejabat GPO, Israel mengharapkan permintaan resmi dari BBC, dan menyebut bahwa GPO mempertimbangkan mencabut kartu izin untuk para jurnalis BBC, sebuah keputusan yang bila diimplementasikan tidak akan memperbolehkan jaringan tersebut untuk beroperasi di Israel.”
Ini bukanlah ancaman kosong dan staf BBC mengetahuinya.
“A very evil light”
(“Cahaya yang sangat jahat”)
Pada 2003, pemerintah Israel memutuskan hubungan dengan BBC, menuduh mereka sebagai “propaganda Nazi yang terburuk” setelah mereka menyiarkan dokumentasi ‘Israel’s Secret Weapon’ yang menerangkan tentang persediaan senjata nuklir dan kimia milik Negara tersebut.
Danny Seaman, kepala GPO Israel waktu itu, menyebut bahwa itu “karena apa yang kami rasakan sebagai sebuah bias dan narasi yang anti-Israel yang menggambarkan Israel dalam gambaran yang sangat jahat.” Seaman menyebut bahwa para pejabat pemerintah Israel tidak akan lagi menolong para jurnalis BBC untuk mendapatkan akreditasi pers.
Saat Oral Guerin, koresponden BBC Middle East waktu itu, mempertanyakan tindakan represif Israel terhadap perusahaan tersebut, dia juga menemukan dirinya dalam garis tembakan pemerintah Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan London Evening Standard pada 2003, dia berkata, “Bagaimana kalian bisa menyebut diri sendiri demokratis dan masih mencoba untuk mengintimidasi pers? Bukan begini caranya sebuah demokrasi berperilaku.”
Guerin kemudian ditarik keluar dari timur tengah, keputusan tersebut dikeluarkan hanya beberapa hari setelah direktur jenderal BBC saat itu, Mark Thompson, kembali dari sebuah kunjungan ke Israel pada 2005 dimana dia bertemu dengan perdana menteri Israel saat itu Ariel Saron.
Influence
Jurnalis Keith Dovkants, menulis di London Evening Standard pada 2012, mengutip bahwa “Saat (Thompson) kembali ke London, BBC membentuk rezim pelaporan di timur tengah yang bertahan hingga sekarang dan, banyak mempercayai, mempengaruhi keputusan mereka untuk tidak menunjukkan permohonan-pemrohonan bantuan untuk Gaza.”
Ini adalah sebuah referensi terhadap permohonan oleh Disasters Emergency Committee pada januari 2009, yang ditayangkan oleh saluran-saluran televise mainstream untuk mengumpulkan uang demi Gaza disaat pembantaian lain oleh Israel hampir berakhir. Tetapi BBC, dalam sebuah tindakan yang tak terduga, menolak untuk menayangkannya.
Arthur Neslen, seorang jurnalis yang bekerja untuk BBC selama 4 tahun, memberitahu saya : “Mereka menanggapi seruan Israel dengan sangat serius, dan berita-berita yang kritis mengenai Israel dijatuhkan melalui tekanan resmi dan ketakutan akan tekanan resmi. Mereka adalah para pelobi yang sangat berpengaruh -orang-orang tahu bahwa karir mereka dapat dirusak.”
Akademisi dan ahli media dari Swedia Leon Barkho memberitahu: “Saya telah menyelidiki ini dan saya yakin bahwa kebijakan (BBC) didikte dari atas karena kesensitivitas yang sangat luar biasa. Pesannya adalah: jangan membuat marah orang-orang Israel.”
Dan karena itu pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh Media Lens saat BBC mengubah sebuah judul berita untuk memperhalus persepsi publik terhadap kejahatan Israel – “Apa yang terjadi? Pembelaan terhadap Israel ? Terikat terhadap tekanan pro-israel? “- terjawab dengan sendirinya.
Menyedihkan sekali untuk keadaan sebuah organisasi berita yang membanggakan dirinya sendiri sebagai sebuah pemimpin jurnalisme global. Para jurnalis dan editor BBC, sepertinya, duduk di bangku mereka di London dan berada dalam ketakutan akan sebuah telpon penuh kemarahan dari kedutaan Israel.
Mereka mengecewakan kita semua, tetapi, terutama, mereka mengecewakan orang-orang Palestina, yang tangisannya untuk kebebasan tidak didengarkan oleh BBC Broadcasting House, tenggelam oleh mesin-mesin public relations Israel yang tidak demokratis.***
*Sumber: http://ift.tt/1PD7YuI
0 Response to "Beginilah Cara Israel Menekan BBC Mengubah Judul Pemberitaannya"
Posting Komentar