Ekonomi Indonesia di era rezim pemerintahan Presiden Jokowi morat-marit. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 hanya 4,67% (terendah sejak 2010), rupiah terpuruk ke level Rp 14.000/dolar (terendah sejak 1998).
Saat Jokowi dilantik jadi presiden RI ke-7 (20 Oktober 2014) rupiah berada di kisaran Rp12.040-Rp12.088 per USD. Setelah 10 bulan Indonesia dipimpin Jokowi, rupiah merosot drastis ke level terendah sejak 1998.
Setelah SBY, Yunani, Korsel-Korut, dll dijadikan kambing hitam atas keterpurukan ekonomi dan merosotnya rupiah (Baca: DAFTAR KAMBING HITAM Keterpurukan Ekonomi Indonesia), kini pihak Istana menyalahkan Rakyat!
Staf Presiden: Ekspektasi Negatif Masyarakat Sebabkan Rupiah Loyo
http://ift.tt/1LIsCb8
Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh fundamental rupiah dan ekspektasi masyarakat terhadap rupiah. Karena itu, ekspektasi masyarakat yang negatif turut menyebabkan loyonya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
"Hingga jika semua masyarakat berpikir rupiah 15 ribu, maka hampir pasti akan bergerak ke arah sana," kata Purbaya di Jakarta, Sabtu (29/8), siang.
Menurut Purbaya, pemerintah akan berusaha memelihara ekspektasi masyatakat hingga bisa memperbaiki prospek pertumbuhan ekonomi ke depan. "Kita banyak ketakutan hingga timbulah ekspektasi negatif sehingga rupiah berada di 14 ribu dan bisa bergerak lebih dari itu," tuturnya.
Purbaya juga berharap pertumbuhan ekonomi yang melambat di 4,7 persen menjadi titik terendah. Kata dia, dengan percepatan pembangunan dan paket kebijakan baru yang tengah dipersiapkan pemerintah bisa memperbaiki kondisi ekonomi nasional.
***
Tidakkah pemerintahan saat ini untuk instropeksi diri? Kenapa selalu menyalahkan pihak eksternal? Ketidakbecusan mereka mengelola negara inilah pangkal sebab kondisi carut marut Indonesia.
0 Response to "Rupiah Terus Terpuruk, Akhirnya Istana Salahkan Rakyat"
Posting Komentar