JK tertawa dalam sebuah konferensi pers (img: beritaprima) |
intriknews.com - Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan Indonesia tengah berjuang untuk meningkatkan cadangan BBM nasional. Hal tersebut disampaikan dalam suatu konferensi pers beberapa minggu yang lalu. Dalam hal ini kubu Wapres Jusuf Kalla (JK) diduga banyak mendapat ''jatah'' proyek dari elite penguasa yang ingin terhindar dari rehuffle kabinet. Soalnya cadangan BBM yang saat ini dimiliki PT Pertamina hanya berkapasitas 20 hari. Dikabarkan bahwa Sudirman ingin minimal cadangan BBM nasional bisa berkapasitas 30 hari.
Senior Vice President Fuel marketing Pertamina, Suhartoko, menyebutkan, untuk dapat memenuhi cadangan BBM nasional 30 hari dibutuhkan tambahan tangki sebesar 2 juta kiloliter dan investasi sebesar Rp 14 triliun untuk pembangunan tangki dan Rp 10 triliun untuk tambahan pengadaan BBM.
Seperti dikutip Fajar Online, proyek yang bernilai total Rp 24 triliun ini rencananya akan digarap oleh Pertamina bersama grup bisnis milik Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan kucuran kredit dari bank plat merah. Pengamat ekonomi politik dari Universitas Bung Karno (UBK) Gede Sandra memiliki pandangan kritis terkait hal ini. ”Ada info JK menang banyak proyek, jika info yang beredar benar adanya. Maka proyek penambahan cadangan BBM nasional tersebut akan menjadi mega proyek sektor migas yang kedua yang berhasil dimenangkan oleh grup bisnis Pak JK, kurang dari setahun jalannya Pemerintahan.
Dan proyek yang pertama yang kabarnya juga dimenangkan oleh grup bisnis Pak JK adalah LNG Receiver Terminal di Banten, yang juga bekerja sama dengan Pertamina.” Proyek ini bernilai Rp 6,8 Triliun, dan direncanakan akan dimulai di Kuartal IV tahun ini. Perusahaan ini kelak akan menggarap proyek terminal LNG kapasitas 500 mmscfd atau setara 4 juta ton LNG. Menurut pendapat Direktur Eksekutif Energi Watch, Ferdinand Hutahaean, Pertamina dan anak perusahaan grup bisnis Pak JK yang bernama Bumi Sarana ini telah membuat kesepakatan pembelian saham hingga 51%. Jelas saja ini mencerminkan seorang pemimpin politik memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan akses ekonomi bagi grup bisnisnya, dan ini adalah cerita lama bagi rakyat Indonesia. Masa-masa Orde Baru adalah contohnya.
Di masa reformasi prakteknya sudah berusaha diperangi, namun ternyata wataknya masih ada di sekalangan elit politik oligarkis. Gede menduga bahwa Sudirman Said, selaku menteri ESDM, pemilik saham terbesar Pertamina, berusaha cari aman –agar tidak tereshuffle- dengan banyak menyajikan ”upeti” kepada grub bisnis JK. Jika bukan yang bersangkutan berusaha membalas jasa kepada JK karena dijadikan menteri. Bukan tidak mungkin juga, pengangkatan sahabat JK sejak SMA, Tanri Abeng menjadi Komisaris Utama Pertamina beberapa minggu lalu juga demi memperkuat posisi kubu JK di Pertamina.
0 Response to "Benarkah JK Kebagian Bagi Hasil Proyek Penambahan Cadangan BBM Pertamina?"
Posting Komentar