Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar Muktamar IX di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 29 September – 4 Oktober 2015.
Berikut catatan @irfanenjo (Ketua Umum Kammi Daerah Jakarta 2000-2002).
"Menjaga Keseimbangan"
(Catatan Pinggir untuk Kammi Tercinta)
Keseimbangan (tawazun) adalah Sunnatullah, Keseimbangan adalah prinsip dan syarat keberlangsungan hidup
Tanpa keseimbangan alam dan manusia akan binasa, apalagi sebuah organisasi seperti Kammi
Menjaga keseimbangan adalah keniscayaan, kalau Kammi ingin tumbuh dan besar serta berkontribusi optimal utk ummat maka harus selalu menjaga keseimbangan
Muktamar Kammi 2015 ini adalah momentum kembali utk menjaga keseimbangan;
1. Menjaga keseimbangan antara VISI dan EKSEKUSI. Organisasi tanpa visi adalah organisasi yg tdk punya masa depan, karena visi-lah yg menggerakan, visi-lah yg memberikan asa bagi kader. Tapi visi tanpa kekuatan eksekusi hanya lah cita-cita yg tanpa realisasi. Hanya sebuah hiasan hasil2 Muktamar tanpa ada efek apa2, hampa. Silakan berdebat tentang visi dan cita-cita setelah selesai maka sibuklah bekerja bagaimana semua hasil perdebatan itu bisa di realisasikan.
2. Menjaga keseimbangan antara IDELOGISASI dan KADERISASI. Organisasi atau gerakan tanpa ideologi seperti bejana tanpa air, kosong. Tetapi ideologi tanpa kaderisasi maka dia seperti benda mati, tidak menghidupkan dan menggerakan. Ideologi besar hanya akan tumbuh dan survive apabila di bawa oleh orang-orang besar. Dan orang2 besar itu hanya terwujud dengan kaderisasi yg kuat. Orang2 yg berkualitas, tahan banting, tdk cengeng, karakter petarung hanya lahir dr kaderisasi yg kuat. Ideologi tanpa kader kuat hanyalah nilai kosong.
3. Menjaga keseimbangan antara ORGANISASI dan HAROKAH (gerakan). Kammi bukan sekedar organisasi tapi juga sebuah gerakan. Ini tersimbolisasi dr kata "Aksi" dalam Kammi. Sejarah Kammi adalah sejarah gerakan bukan sekedar organisasi an sich. Organisasi punya aturan dan mekanisme, tetapi semua itu bukan hambatan dlm malakukan gerakan. Kammi adl organisasi yg menggerakkan, tidak pasif apalagi vakum. Dinamika gerakan harus lebih dominan dari pada dinamika organisasi. Laut adalah muaranya limbah, tp laut selalu bergerak, sehingga limbah itu jadi manfaat. Kammi jgn terjebak pada dinamika organisasi yg akhirnya melupakan pergerakan yg sesungguhnya.
4. Menjaga keseimbangan antara KONFLIK dan REKONSILIASI. Kammi adl organisasi mahasiswa yg memiliki dinamika berfikir dan berpendapat. Konflik adl sebuah keniscayaan dlm sebuah organisasi, tidak bisa dihindari. Namun konflik hrs di kelola dg baik agar jadi produktifitas bukan justru perpecahan organisasi. Kadangkala ada luka dalam konflik, ada juga yg terhempas bahkan ada juga yg mungkin merasa di zhalimi, ini fakta, yg mengingkarinya justru tidak bisa belajar. Kita diajarkan menjadi pemaaf dan bukan pendendam, rekonsiliasi adalah jalan kita merajut kembali amal jama'i. Membangun kembali potensi2 yg terserak.
5. Menjaga keseimbangan antara KONSOLIDASI dan EKSPANSI. Konsolidasi adl siklus wajib bagi organisasi seperti Kammi. Karena konsolidasi adalah bagian dari menyiapkan diri dalam beramal dan bergerak. Namun jgn sekedar berkutat di konsolidasi tapi melupakan ekspansi. Konsolidasi bersiap beramal dan bergerak, ekspansi adalah memperluas daya jangkau amal dan gerakan. Dgn ekspansi wilayah amal dan gerakan lebih luas dan meningkatkan kontribusi thp perbaikan ummat.
6. Menjaga keseimbangan antara NARASI dan LOGISTIK. Kammi hrs punya narasi gerakan dlm melakukan perbaikan ummat. Narasi yg dibangun atas dasar visi dan ideologi. Kader-lah yg menjadi backbone dalam narasi gerakan Kammi, agar Kammi punya sejarah dan kontribusi. Kammi ibarat mobil, kendaraan yg menghantarkan pemiliknya ke tujuan. Mobil butuh bensin, butuh manitenance, butuh tune up. Semakin panjang perjalanan maka semakin butuh biaya. Biaya organisasi adalah problem besar bagi Kammi, ini fakta jgn coba di ingkari. Ikhtiar dalam pembiayaan organisasi juga hrs menjadi konsentrasi. Bukankah tangan di atas lebih baik dr tangan di bawah? Jgn sampai narasi Kammi hancur gara2 godaan logistik. Logistik adalah realitas dalam sebuah organisasi dan gerakan.
7. Menjaga keseimbangan antara KRITIK dan SOLUSI. Kammi adl sebuah wadah perjuangan, Kammi lahir dr rahim reformasi. Kammi lahir dr kegelisahan warga bangsa yg peduli thd negerinya. Kritik adalah sumber daya energi Kammi, karena Kammi tdk tinggal diam thd realitas sosial. Namun Kammi jg bukan sekedar gerakan kritik, tapi Kammi juga harus terampil memberikan solusi2 utk bangsa.
8. Menjaga keseimbangan antara nilai ISLAM dan NASIONALISME. Di Kammi ada kata "muslim" dan "Indonesia". Muslim adalah identitas ideologi dan Indonesia adl identitas kebangsaan kita. Nilai Islam yg dibawa Kammi adl nilai Islam yg memperkuat rasa kebangsaan kita, rasa nasionalisme kita. Keislaman kita adalah sumber nilai perjuangan kita yg kita wujudkan untuk kepentingan negeri ini.
9. Menjaga keseimbangan antara TARBIYAH dan POLITIK. Tarbiyah adl kekuatan yg menjaga nilai2 luhur perjuangan kader2 Kammi. Integritas dan karakter Keislaman Kader Kammi hanya bisa di jaga dengan Tarbiyah. Tetapi itu tdk menghalangi kader Kammi utk masuk pusaran politik, justru harus masuk pusaran politik. Karena dengan begitu pusaran politik bisa ter-shibghah dg integritas dan karakter kader Kammi.
10. Menjaga keseimbangan antara DAKWAH dan NEGARAWAN. Kader Kammi adl Da'i. Dia punya tugas dakwah di pundaknya, sebagaimana tugas Nabi dan Rasul. Karena kader Kammi sdh mewakafkan dirinya utk dakwah. Tetapi kader Kammi bukan sekedar da'i, tapi dia juga hrs menjadi seorang negarawan; da'i negarawan. Karena di pundaknya juga ada tugas2 memperbaiki kondisi bangsa dan negara, mencoba berkontribusi maksimal dalam merubah kondisi bangsa ke arah yg lebih baik.
10 point di atas adalah sebuah catatan pinggir yg mungkin bisa menjadi bahan renungan kader-kader Kammi. Mudah2-an bermanfaat, kalau tdk bermanfaat minimal tidak merugikan 😄
Selamat Ber-Muktamar!!!
Enjo City 28 September 2015
@irfanenjo
Ketua Umum Kammi Daerah Jakarta 2000-2002
0 Response to "Catatan Muktamar KAMMI 2015: Menjaga Keseimbangan"
Posting Komentar