Saat lawatan ke Amerika akhir Oktober kemarin, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato di forum Brookings Institution.
Brookings Institution adalah salah satu lembaga kajian Amerika paling terkemuka dan berpengaruh di dunia. Berbagai riset mereka di bidang sosial, ekonomi, pemerintahan, politik luar negeri dan pembangunan paling sering dijadikan acuan oleh para pembuat kebijakan.
Itu sebabnya, pidato Presiden Joko Widodo di Brookings hari Selasa (27/10/2015) sangat dinantikan kalangan akademisi Amerika yang ingin mengetahui visi dan kebijakan pemerintahannya.
Presiden Jokowi menyampaikan presentasinya dalam bahasa Inggris. Beragam isu disinggung Jokowi, mulai dari deregulasi ekonomi, kebakaran hutan dan komitmen perlindungan lingkungan, Islam, pasukan penjaga perdamaian hingga demokrasi, generasi muda Indonesia dan peran media sosial.
Salah satu cuplikan dialog berbahasa Inggris antara Presiden Jokowi dengan para peserta forum di Brookings Institution Amerika, beredar situs Youtube. Rekaman video berdurasi 5.47 menit ini menjadi trending pembicaraan dan guyonan para netizen di sosial media.
Video tersebut dipublikasikan oleh MandongTV, pada 31 Oktober 2015. Apa dasar netizen membuatnya jadi guyonan?
Ini gambaran dialog yang terjadi antara Jokowi dengan peserta forum (video ada di akhir artikel).
Dalam diskusi tersebut dengan menggunakan teks pidato, Jokowi mengawali pemaparan kondisi Negara Indonesia.
Kemudian disambut tepuk tangan peserta dialog, tak berapa lama mantan Gubernur DKI Jakarta itu dipersilakan duduk oleh moderator (Mr. Richard Brush). Sang moderator pun menawarkan kepada Jokowi untuk menerima beberapa pertanyaan dari peserta diskusi.
"Do you have time answer the question"? tanya moderator
"Can be one or two... or three," jawab Jokowi.
Sebelum pertanyaan diajukan, moderator memberi isyarat kepada Jokowi menggunakan translator penerjemah bahasa asing. Namun dengan gesture yang ada, Jokowi enggan menggunakannya dan mempersilakan moderator melanjutkan dialog/pertanyaan dalam bahasa Inggris.
Selanjutnya salah seorang peserta dialog mengajukan pertanyaan. Di rekaman video tidak terlihat penanya tersebut. Sang penanya meminta penjelasan kepada Jokowi terkait cara Indonesia agar investor asing mudah menanamkan modalnya di RI.
Tetapi setelah pertanyaan diajukan, Jokowi bukan langsung menjawab pertanyaan tersebut. Namun mempersilakan Menteri Pedagangan Thomas Lembong untuk menjawabnya.
"Eee... I want to test my ministry (saya ingin nge-test pengetahun menteri saya). Please answer the question (silakan dijawab Pak Menteri)," ucap Jokowi tertawa sambil menunjuk Thomas Lembong yang disambut gelak tawa para akademisi peserta forum Brookings.
"But don't speak longer than my speech (tapi jangan lebih panjang dari pidato saya)," sambung Jokowi.
"Thank you Mr President,"... ujar Thomas.
Thomas Lembong pun langsung memberi respons dan menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris.
Setelah memberi jawaban, moderator Richard Bush sedikit bercanda kepada Jokowi. “Saya salut dengan cara Anda (Jokowi) sebagai pemimpin. Anda bisa memerintahkan tanggung jawab, tapi tidak serta merta menyerahkan kekuasaan," canda Bush.
Berlanjut pada pertanyaan kedua soal masa depan hubungan masyarakat Indonesia dan Amerika.
Lagi-lagi Jokowi menyerahkan kepada menterinya untuk menjawab pertanyaan tersebut. “Saya ingin mengetes lagi menteri saya, kali ini Menteri Luar Negeri. Tolong dijawab,” tutur Jokowi sambil tersenyum dan kembali mengundang gelak tawa peserta diskusi. Kemudian Menlu Retno Marsudi pun memberikan respons dan menjawab pertanyaan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, sudah 196.484 yang menyaksikan video ini di Youtube dengan 946 komentar netizen. Diantaranya:
Nina Firstavina:
Saya geli sekaligus sedih ngeliat ini. Kalau memang ngga bisa bahasa Inggris, silakan pakai alat penerjemahnya. Entah dia ngga ngeh atau gengsi. Kayaknya beliau lupa kalau beliau itu Presiden RI. Acara talkshow atau wawancara bisa dihentikan kalau dia mau.
Dan saya yakin 100% Pak Jokowi ngga nyadar bahwa moderatornya itu sempet nyindir dengan bahasa satire, khas politik: "Mr. President I was impressed with this exchange at how good of head chief executive you are. You know how to delegate responsibility without giving up power. " Saya yakin, sindirannya itu untuk ice-breaking, agar presiden mau bicara lebih banyak.
Tapi presiden kita cuma cengengesan doang, tanpa membalas dengan, yah at least sekadar ucapan, "Thank you." atau ditambahi joke ringan, "I am indeed good at my job." or something like that. Instead, cuma cengengesan. OMG, Sir, really?
Saran saya, kalau saja ini komentar dibaca oleh para penasihat beliau: Lain kali, silakan pakai translator saja, Pak. Jawab dengan Bahasa Indonesia saja, gapapa kok. Presiden suatu negara punya hak menggunakan bahasanya sendiri, sekalian sebagai ekspresi bangga menggunakan bahasa negerinya sendiri.
***
Berikut videonya:
Sumber: Sindonews, Youtube
0 Response to "Dialog Jokowi di Brookings Institution Amerika Bikin Tertawa Kalangan Akademisi"
Posting Komentar